Kenapa Waktu Terasa Lebih Cepat?

Kenapa waktu terasa lebih cepat

Mengapa waktu terasa cepat? Ini adalah rahasia di balik persepsi dan kehadiran diri. Pernah bertanya-tanya ngga, kenapa waktu terasa cepat? Dan apa sebenarnya yang membuatnya terasa begitu cepat? Sebetulnya, ini adalah keresahanku yang sudah dari lama dan berlarut-larut. Jadi, memang sebaiknya untuk mengeluarkannya secepat mungkin dari tumpukan draft ini daripada berubah pikiran dan akhirnya ngga ke-publish seperti draft-ku yang lain.

Alright, pertama-tama.. ketika kalian menikmati sesuatu, apakah waktu akan terasa lebih cepat atau lebih lambat? Melambat seperti di film-film atau cepat seperti saat kalian sedang bermain-main sewaktu kecil. Gue paham bahwasannya waktu terasa cepat atau lambat adalah hal yang subjektif, oleh karena itu, dari awal gue bilangnya "terasa". Ingat bahwa waktu itu akan tetap sama. 1 hari ada 24 jam, 1 jam ada 60 menit, dan 1 menit ada 60 detik. Tapi... apa benar?


Persepsi Waktu Menurut Teori Relativitas Einstein


Dari perspektif manusia, persepsi waktu biasanya linier dan konstan karena kita ini hidup dalam kondisi kecepatan dan gravitasi yang relatif seragam. Namun, Einstein menunjukkan bahwa waktu adalah dimensi keempat yang fleksibel, karena ia dipengaruhi oleh kecepatan dan gravitasi. Yang mana ini berarti:

  • Waktu bersifat subjektif tergantung pada posisi dan gerakan seseorang.
  • Tidak ada "sekarang" universal yang sama untuk semua orang di alam semesta.

Buktinya:

  • Eksperimen Hafele-Keating (1971): Jam atom dibawa dalam pesawat terbang dan dibandingkan dengan jam yang ada di darat. Hasilnya sesuai dengan prediksi dilatasi waktu Relativitas Khusus dan Umum. 
- Dalam Relativitas Khusus, waktu melambat kalau kamu bergerak cepat (dekat kecepatan cahaya).
- Dalam Relativitas Umum, waktu juga melambat di dekat gravitasi kuat, seperti lubang hitam. 

Jadi, persepsi waktu tergantung kecepatan dan gravitasi—bisa beda buat tiap orang atau tempat.

  • GPS: Sistem satelit harus mengoreksi perbedaan waktu akibat efek relativitas agar posisi kita di Bumi akurat.

Kesimpulan

Teori Relativitas Einstein mengajarkan bahwa waktu bukanlah aliran tetap yang kita rasakan sehari-hari, tetapi sesuatu yang elastis, bergantung pada kecepatan dan gravitasi. Ini bukan hanya teori abstrak, tetapi telah terbukti secara eksperimental dan memengaruhi teknologi modern. Persepsi waktu kita hanyalah ilusi lokal—di alam semesta yang lebih luas, waktu bisa melentur, melambat, atau bahkan terasa berbeda bagi setiap pengamat.


Misteri Waktu yang Berlari


Flashback.. waktu kecil dulu, ketika Lebaran, mudik pulang pergi dengan melewati jalan yang sama menggunakan mobil. Tapi anehnya, entah kenapa gue merasakan waktu berjalan lebih cepat ketika pulang, sedangkan berangkatnya begitu lama. Menanyakan perasaan ini ke orang tua, hanya ditertawakan, karena dikiranya bercanda, padahal serius bertanya.

Hal ini nyata dan banyak orang merasakan hal serupa. Dari Covid yang ‘terasa seperti kemarin’ sampe momen bahagia yang terasanya singkat, mengapa waktu bisa terasa begitu relatif? 

Kutipan Einstein: “Duduk di atas kompor panas selama satu menit terasa seperti sejam. Tapi duduk bersama orang tersayang sejam, terasa semenit.”

Poin kuncinya di sini adalah waktu objektif vs. persepsi subjektif. Perbedaan ini bukan ilusi, melainkan cerminan bagaimana cara otak memproses sebuah pengalaman. 

- Waktu objektif bisa dihitung dan dibuktikan (meski relatif menurut Einstein).
- Persepsi subjektif cuma pengalaman pribadi yang nggak bisa diukur sama untuk semua orang. 

Singkatnya: Relativitas itu ngasih twist, bahkan waktu objektif pun nggak mutlak, jadi persepsi kita yang subjektif makin jauh lagi dari "kebenaran universal."

Panjangnya: Teori Relativitas Einstein ini bikin kita sadar bahwa waktu yang kita anggap "objektif" (yang bisa diukur dengan jam) ternyata nggak benar-benar tetap atau sama untuk semua orang. Dia berubah tergantung kecepatan dan gravitasi. Ini kayak "twist" atau kejutan, karena kita biasanya mikir waktu itu pasti dan universal. Nah, kalo waktu objektif aja udah nggak mutlak (bisa melambat atau cepat tergantung kondisi), maka persepsi subjektif kita tentang waktu yang udah dari sononya beda-beda tiap orang karena perasaan atau pengalaman jadi makin jauh lagi dari sesuatu yang bisa disebut "kebenaran universal" atau waktu yang bener-bener sama untuk semua. Intinya: Relativitas nunjukin nggak ada waktu "bener" yang fix, baik yang diukur maupun yang kita rasain, jadi konsep waktu absolut itu runtuh.

Karena ngga jarang gue menemukan orang yang bilang "Kok waktu kerasa cepet banget, ya." atau post-an tipikal, "Hah, ini serius 7 tahun yang lalu?!" Pertanyaannya adalah apakah kalian merasakan betul saat berada pada rentang waktu itu? Apa sebenarnya yang betul-betul dirasakan selama masa "percepatan waktu" itu? Apa yang membuatnya terasa cepat? Momen yang sudah bertahun-tahun berlalu terasa seperti "baru kemarin" sedangkan waktu tetap bergerak dengan kecepatan yang sama. 

Kunci Utama: Kehadiran Diri (Being Present)


Jadi balik lagi ke pertanyaan awal, apakah waktu akan terasa cepat atau terasa lambat di saat kita bahagia? Menurutku, waktu akan terasa lambat jika kamu bahagia. Ini adalah cara memperlambatnya:

Mengapa waktu terasa lambat saat kita fokus?
Ketika kamu menunggu bus atau sesuatu datang, terasa lama, kan? Itu karena kamu menunggu dan terus memanfaatkan waktu dengan pikiran yang teramat present, sama seperti ketika melakukan plank, cobain deh 1 menit aja. Kalian akan merasakan betapa lamanya waktu berjalan, karena betapa you really pay attention to it, dengan jiwa, pikiran, dan raga. Kamu ada di full present. Your mind, and your body are fully connected there! 

Jadi ini bukan persoalan cepat atau lambatnya waktu ada kaitannya dengan enjoyment pada sesuatu, tapi apakah kamu betul-betul fokus dan present pada saat itu? Inilah yang menyebabkan waktu terasa cepat. Ingat, saat pikiran dan tubuh sepenuhnya hadir, otak akan merekam lebih banyak detail. Ini menciptakan memori yang "panjang" sehingga waktu terasa lebih lama.

Orang-orang tuh sebenernya ngga "se-present" itu, sehingga waktu yang mereka lalui terasa begitu sangat cepat. Apa tanda-tanda kamu berada di saat ini? Ketika pikiran dan perbuatan betul-betul ada pada masa saat ini. Pikiran tidak melayang ke masa lalu atau masa depan. Aktivitas yang dilakukan juga dengan sadar penuh (seperti menikmati rasa makanan, bukan sambil scrolling).

‘Fake Enjoyment’ vs. Kenikmatan yang Sesungguhnya


Menurutku, ketika kalian really enjoying something, waktu akan terasa lebih lambat. Seperti kalian menaiki sebuah mobil yang begitu cepat, yang mana sebetulnya itu membuatnya terasa lambat, seperti di scene film Ford vs Ferrari. Begitu juga di dunia nyata, ketika aku melakukan fotografi, dunia seakan melambat dan aku bisa menangkap momen itu walaupun ia berjalan begitu cepat.

Permasalahnnya adalah di jaman sekarang, kebanyakan kegiatan yang dilakukan emang apa, sih, like really. Coba sebutkan kegiatan apa yang banyak dilakukan orang supaya waktu terasa lebih lambat? Scrolling short video? Bagaimana bisa waktu akan terasa lebih lambat? Sudah jelas, inilah yang membuat waktu terasa lebih cepat. Ini adalah dampak gadget pada percepatan waktu.

Hiburan yang diberikan oleh gadget yang ada di gengamanmu sekarang ini sudah jelas membuat waktu terasa lebih cepat. Di era sekarang, eksistensi pikiran kebanyakan ada di Dunia Maya. Ini yang disebut fake enjoyment menurut gue. 

Jadi ketika ada pernyataan, "Waktu akan terasa lebih cepat karena saking enjoy-nya." Aku ngga ngerasa relate sama sekali. Karena yang ada, waktu akan terasa lebih lambat jika kamu betul-betul menikmatinya. Makan aja terasa lebih nikmat ketika kita melambat dan sungguh-sungguh menikmati rasanya.


Nostalgia vs. Menciptakan Momen Baru


Dulu, tuh, ya, ketika kecil momen-momen itu betulan terasa lambat karena gue sendiri banyak main di luar, bareng temen. Mana ada yang namanya Gadget? Gue sangat amat beruntung ada di Era di mana gue bisa merasakan permainan tradisional. 

Ngeliatin foto-foto lama kita tuh, bukannya sedih, malah senang, senang karena pernah ada di momen itu, waktu itu. Selalu embrace jangan di-hold. "Waktu kecil aku tuh sering banget nontonin ini", yang indah waktu itu tuh bukan berarti ngga bisa diulang lagi, daripada bersikeras mengulang hal yang indah pada waktu itu, mendingan kita bikin sesuatu yang lebih indah lagi!

Kita hari ini belajar bahwa "Waktu” itu punya relativitas. Kadang kerasa lama, kadang juga kerasa cepet. Yang membedakan? Tergantung cara kita memaksimalkan & memanfaatkan waktu. Karena pada akhirnya, mau seberapa banyak waktu dan uang yang kita punya, ketika tidak adanya manajemen yang baik di belakangnya semua akan habis begitu saja.

Terakhir, jika hari ini terasa singkat, mungkin besok, cobalah matikan notifikasi—dan lihat bagaimana waktu tiba-tiba lebih bermurah hati.


Related Posts

  • Aware Aware, at least you AWARE, Kesadaran atau menyadari. Aware akan sesuatu hal itu sangat penting. bahkan se-penting itu … Read More
  • Diri Sendiritaken when i with Sammy trapped on a rainy day Kenapa, kenapa harus ada orang lain?  kenapa harus ada orang lain b… Read More
  • Kecilthis photo taken at 17:35 wib and rorated Yang gue cukup resahkan belakangan ini.. kenapa ya orang susah, ketika menger… Read More
  • KontrolBali 201- Kon.trol : pengawasan; pemeriksaan; pengendalian terhadap sesuatu.Pikiran, perasaan, tubuh, cara kita mereaks… Read More
  • Beruntung Kadang gue merasa beruntung bisa tau apa yang gue sukai bukan cewek ya, melainkan hobi (kesenangan istimewa yang … Read More